Sate Virgin, Empuk dan Tidak Bau
16 December 2014
Sate Virgin, Empuk dan Tidak Bau
![]() |
Pemilik Resto Sate Virgin, Koma Untoro. |
BEKASI TIMUR - Rumah makan Sate Virgin. Dari namanya saja sudah unik, tak heran jika ada orang bertanya-tanya. Apakah yang dimaksud virgin tersebut? Namun, apalah arti sebuah nama. Yang jelas, nama virgin ini diakui si empunya resto tak lain salah satu strategi untuk memperkuat brand dan menggaet calon pembeli yang merasa penasaran.
“Disebut virgin, karena daging kambing yang kami gunakan untuk sate dari kambing muda yang jenis kelaminnya betina. Kambingnya kereman di kandang, bukan kambing liar. Jadi, dagingnya empuk,” ungkap Koma Untoro, Pemilik Resto Sate Virgin saat ditemui Fakta Bekasi.
Resto Sate Virgin berlokasi di Jalan Raya Hasibuan No.7, Bekasi Timur, yang letaknya tak jauh dari STIE Bani Saleh Bekasi. Restoran ini menawarkan berbagai jenis menu yang bisa dipilih. Antara lain, ada sate kambing, sate kambing tanpa lemak, sop kambing, gulai kambing tanpa santen, tongseng, dan yang unik minumannya yaitu teh poci Tegal (gula batu).
“Resep yang kami gunakan untuk pembuatan sate ini, tidak dimiliki oleh pedagang lainnya di Bekasi maupun di Jakarta,” tutur Koma.
Disini ada dua pilihan menu untuk satenya, ada sate kambing biasa dan ada sate kambing tanpa lemak. Untuk sate kambing tanpa lemaknya tekstur dagingnya empuk dan rasanya dijamin enak. Bagi yang punya penyakit kolesterol bisa mencoba atau mencicipi sate kambing tanpa lemak ini tanpa harus takut kolesterolnya kambuh.
“Tanpa lemak yang membedakan kami dengan sate lainnya sehingga sate mudah dikunyah dan dicerna lambung. Sate yang ada uratnya membuat sulit dikunyah dan seringnya ditelan saja atau dibuang, bahkan dimuntahkan,” jelasnya.
Koma menambahkan, sate dibakar dengan menggunakan arang kayu asam yang aromanya harum. Bumbu kami tambahkan sedikit agar tidak menghilangkan kelezatan daging kambing. Maka sate virgin bisa dibilang sebagai sate dengan cita rasa sejati atau orisinil.
Menurut Koma, dalam satu hari mampu menghabiskan 3 ekor kambing muda untuk pembuatan Sate Virgin yang dijual per porsi Rp20 ribu dan sop kambing Rp24 ribu.
“Untuk jenis kambing, kami sengaja memilih yang berumur dibawah lima bulan sehingga daging yang dihasilkan lebih terasa empuk sekaligus menambah vitalitas dan energi konsumen. Saat melakukan pemotongan hewan tersebut harus lebih hati-hati. Bahkan, hanya yang sudah berpengalaman baru bisa memotong daging tanpa ada uratnya ini,” ujarnya.
Koma menuturkan, dalam penyajian bumbu satenya juga berbeda, karena tidak mendominasi rasa sate. “Sebenarnya kami menawarkan kepada konsumen sate, bukan bumbu. Pasalnya, tanpa bumbu-pun, saat memakan Sate Virgin rasanya sudah enak. Apalagi ditambah lagi bumbu akan semakin sedap,” tandas Koma.
Pria lulusan S2 Universitas Indonesia (UI) ini menambahkan, modal awal Koma memulai bisnis kuliner ini sebesar Rp500 juta, kini dalam satu bulannya saja omzet cukup fantastik, yaitu Rp90 juta.
Bagi yang penasaran silahkan datang langsung ke lokasi yang buka dari pukul 10.00 WIB siang sampai pukul
21.00 WIB, letak tempatnya juga tidak sulit karena terletak di pinggir jalan, dan untuk ruangannya atau tempat makannya cukup luas 6×20 meter persegi dengan ruangan ber-AC. (aka)
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home