Sunday, February 1, 2015

Pertumbuhan Properti Bergeser ke Cikarang

21 December 2014

Pertumbuhan Properti Bergeser ke Cikarang

MAKET : Contoh maket pembangunan apartment The Oasis di Cikarang.


CIKARANG SELATAN - Seiring dengan pertumbuhan industri di Cikarang, sektor properti lain seperti rumah tapak dan apartemen akan berkembang.

Perlambatan pertumbuhan sektor properti dalam tiga bulan terakhir ini ternyata tidak terjadi di Cikarang. Sektor properti di kawasan Timur Jakarta itu malah baru mulai mengalami pertumbuhan.

Presiden Direktur & CEO PT NPS The Oasis, Wahyu mengungkapkan seiring dengan jenuhnya pertumbuhan properti di Jabodetabek, lokasi konsentrasi akan melebar di sekitar pusat pertumbuhan, utamanya di kawasan Timur.

Perkembangan pesat, menurutnya, diperkirakan terjadi di wilayah Cikarang, Karawang, Malang, Surabaya, Makassar, dan Balikpapan. “Dalam tahun ini pertumbuhan melebar ke wilayah lain, yaitu Cikarang, Karawang, Malang, Surabaya, Balikpapan, dan Makassar,“ ujar Wahyu saat ditemui Fakta Bekasi di Marketing Office The Oasis, Jalan Raya Lippo Cikarang, Cikarang Selatan, Senin (15/12).

Salah satu penyebab pergeseran pertumbuhan properti ke Cikarang ialah pertumbuhan harga tanah di wilayah lain relatif sudah jenuh untuk dibangun rumah tapak. Misalnya, di wilayah Serpong dan sekitarnya harga tanah sudah mencapai Rp17 juta per meter persegi. Alhasil, di sana hanya bisa dibangun rumah kelas atas.

“Wilayah yang menjadi arah perkembangan properti beralih ke Bekasi Barat, tetapi dalam waktu singkat akan mengalami kejenuhan dengan maraknya apartemen yang dibangun sehingga bergeser ke Cikarang,“ jelasnya.

Selain itu, kekuatan basis ekonomi Cikarang yang merupakan kawasan industri menjadi pendorong pertumbuhan properti di wilayah tersebut. “Ada dua keuntungan di Cikarang. Economic base-nya kuat dan daya beli pekerja asingnya tinggi,“ cetus Wahyu.

Penjualan tinggi saat ini terdapat 10 ribu orang yang tinggal dan bekerja di Cikarang. Harga tanah yang masih terjangkau, Rp12 juta hingga Rp13,5 juta per meter persegi, membuat penyerapan penjualan tanah di wilayah itu cukup tinggi, sekitar 125.134 hektar per tahun.

Sementara itu, penjualan lahan di Serpong hanya 32 hektar sampai dengan 92 hektar per tahun dan di Bekasi sebanyak 25 hingga 56 hektar per tahun. “Di Jababeka lahan yang terjual sebanyak 5.600 hektar, Lippo Cikarang 3 ribu hektar, Deltamas 3  hektar,“ tegasnya.

Apalagi, kawasan yang mulai dikembangkan pada 1989 itu diuntungkan beberapa isu penting yang berdampak pada pertumbuhan properti, antara lain rencana pembangunan bandara Internasional di Selatan Karawang dengan luas 4 ribu hektar dan Cikarang Dry Port seluas 200 hektar di Jababeka serta penambahan tenaga kerja ekspatriat.

Pada kesempatan yang sama, Public Relation PT Lippo Cikarang Tbk, Ria Sormin mengatakan, infrastruktur di Cikarang juga mulai tumbuh lantaran fungsinya sebagai pusat aktivitas ekonomi.

Seiring dengan pertumbuhan industri di Cikarang, sektor properti lain seperti rumah tapak dan apartemen pun akan berkembang.

“Akan ada Central Business District (CBD) baru dan akan mulai tumbuh hunian kelas atas karena banyak ekspatriat yang akan butuh kawasan aman. Alternatifnya ialah Townhouse atau apartemen,“ jelasnya.

Ria menambahkan, yield harga sewa apartemen di Cikarang dapat mencapai 15 persen hingga 25 persen per tahun, lebih tinggi daripada kawasan SudirmanThamrin yang hanya sebesar 7 persen sampai dengan 12 persen per tahun.

Rencana produsen otomotif besar dunia membuka pabrik terbesar di Cikarang secara tidak langsung juga mendorong pertumbuhan properti di Cikarang. (aka)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home