Saturday, November 29, 2014

Bekasi Harus Antisipasi Eksodus PSK Doli

5 Juli 2014

Ketua FPI Kabupaten Bekasi, KH Imam Maulana Al Budury. (Fajar)
Bekasi Harus Antisipasi Eksodus PSK Doli


CIKARANG PUSAT – Pertumbuhan tempat-tempat maksiat seolah tidak ada habisnya. Pekerja Seks Komersial (PSK) di Kota/Kabupaten Bekasi terus menjamur terutama di bulan ramadhan ini.


Ketua FPI Kabupaten Bekasi, KH Imam Maulana Al Budury menjelaskan, PSK yang berada di Kabupaten Bekasi sangat luar biasa pertumbuhannya. Dikarenakan akan dilaksanakannya Pilpres 9 Juli 2014, kegiatan Front Pembela Islam (FPI) dihentikan sejenak. “Karena kita akan menghadapi Pilpres 2014, kita stop dulu kegiatan razia ke tempat-tempat maksiat. Setelah pilpres, seluruh FPI dari Kota/Kabupaten Bekasi bergabung dan turun ke lapang untuk memberantas penyakit masyarakat ini dengan di dampingi Satpol PP dan aparat dari kepolisian juga dibantu oleh masyarakat serta DKM-DKM yang berada di Cikarangt dan sekitarnya,” beber Imam Maulana kepada Fakta Bekasi.


Yang akan menjadi target operasi FPI adalah belakang pasar induk Cibitung, pasar Seng Cikarang Utara, Kalimalang dari Tegal Gede hingga perbatasan Kabupaten Karawang, Tanah Merah daerah Blokang, tempat pijat urut tradisional yang berada di sepanjang Jalan Raya Lemah Abang serta tempat-tempat yang belum sempat tersentuh oleh FPI.

“Kita tidak akan toleran lagi kepada mereka, kami akan tutup sendiri dan membongkar serta membakar semua material yang sudah dibongkar, agar tidak bisa dibangun atau berdiri lagi sebagai tempat prostitusi seperti yang terjadi di Kabupaten Karawang yang lokasinya tepat di belakang stasiun kereta Rawasari,” ujar Imam.

“Ketika mereka menutup usaha seperti itu atas kesadaran sendiri, kamipun akan memberikan toleran dan selamanya apabila tempat itu sudah ditutup jangan sampai berdiri lagi tempat-tempat berikutnya,” tambahnya.

Menurut Imam, eksodus para PSK dari Doli Surabaya yang datang ke Kabupaten Bekasi harus benar-benar di antisipasi. Pasalnya, FPI akan menekankan kepada pemerintah Kabupaten khususnya Bupati ketika aksi akan dilaksanakan harus mengikutsertakan Satpol PP dan pihak aparat kepolisian untuk dapat menjaring mereka di bulan ramadhan ini seperti tahun-tahun sebelumnya.

Kemudian di wilayah Cilangkar, Serang Baru, Cikarang Selatan ada tempat yang bernama Tablo yang sama sekali belum tersentuh FPI. “Tablo di Serang Baru yang tempatnya sangat luar biasa yang para PSKnya masih di usia-usaia belia juga tidak luput dari sasaran kami suatu saat,” katanya.

Menurutnya, hotel-hotel yang beriri di wilayah Kota/Kabupaten Bekasi juga harus menjadi target para penjaring PSK. Karena, masih banyak dari pihak-pihak mereka yang menampilkan acara seperti tarian-tarian telanjang atau striptist yang disuguhkan. Hal seperti itu yang menambah tingginya angka penyakit masyarakat.

“Saran saya tolong dihentikan kegiatan yang dilakukan para PSK di Bekasi pada bulan ramadhan ini, kalau bisa seterusnya. Kita harus menghormati dan menghargai bulan suci ini. Kalau masih begitu akan jadi seperti apa Bekasi kedepannya,” ujarnya.

Masih dikatakannya, Doli adalah tempat prostitusi dan lokalisasi PSK terbesar se Asia Tenggara saja bisa ditutup oleh seorang Walikota Surabaya, seorang wanita. “Kami dari FPI akan mendukung sepenuhnya kepada pemerintah Kabupaten khususnya Bupati untuk menindak lanjuti penyakit masyarakat ini meskipun harus bertaruh nyawa hanya demi membela pemerintah yang peduli memberantas segala kemaksiatan,” tandasnya.

Seorang warga dari Cikarang Baru, Dedeh dan Fian, sependapat apa yang dikatakan FPI sangat mendukung. Pasalnya, Kabupaten Bekasi ini dipandang oleh orang dari luar Bekasi adalah sebagai lumbung bisnis yang terbesar kedua setelah Jakarta. Apabila dikotori dengan bisnis esek-esek justru malah merusak nama baik Bekasi Kota maupun Kabupaten. (aka)