Desain Batik Bekasi Bakal Dilombakan 5 Desember 2014

27 November 2014

Desain Batik Bekasi Bakal Dilombakan 5 Desember 2014

SEMINAR. MUI Kabupaten Bekasi, Kiai Haji Munir Abas tengah menjelaskan kepada tamu undangan mengenai desain batik dari sudut pandang agama islam.

CIKARANG UTARA - Bekasi sejatinya belum memiliki khazanah batik. Hal tersebut coba dirumuskan kembali pada Loka karya Batik Bekasi di Jababeka, tepatnya di President Executive Club, Cikarang Utara, Kamis (27/11).

Hadir sebagai pembicara dan narasumber, Yanyan Sunarya Dosen Fakultas Seni Rupa Desain Institut Teknologi Bandung (ITB), Beni dari Museum Tekstil Indonesia dan Kiai Haji Munir Abas dari MUI Kabupaten Bekasi.

Kiai Haji Munir Abas menyampaikan, jika nilai batik Bekasi harus agamis sesuai dengan konsepnya sendiri. Dengan begitu, batik yang dibuat harus sedap dipandang. Karena, konsep seperti itu akan menjadi batik khas Kabupaten Bekasi.

"Batik Bekasi harus sesuai ajaran Islam. Seperti tidak boleh ada gambar makhluk bernyawa, kecuali digambar tidak sempurna seperti tanpa kepala," kata Anggota Dewan Penasihat MUI Kabupaten Bekasi.

Disambung Yanyan Sunarya selaku Dosen Fakultas Seni Rupa Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) jika batik Bekasi harus menentukan indentitasnya, seperti dalam gaya, menurut gaya klasik atau kontemporer. 

"Para pembatik harus merumuskan bagaimana corak batik Bekasi dibuat?. Batik Bekasi harus sesuai dengan unsur-unsur yang ada di Kabupaten Bekasi. Hal tersebut yang harus dicari tentunya," jelas Yanyan kepada Fakta Bekasi.

Batik Bekasi belum memiliki identitas. Padahal, dikatakan jika batik telah eksis di Bekasi pada abad ke-4 silam dan menurut sejumlah pakar Bekasi tidak memiliki tradisi batik.

Loka karya ini diikuti seniman batik, mahasiswa dan juga pemerhati seni di Kabupaten Bekasi. Pada kesempatan ini juga hadir Ernawati, seorang pengrajin seraci batik Betawi atau lebih dikenal batik Tarumajaya. 

Kepala Seksi Promosi Kerjasama dan Pariwisata Kabupaten Bekasi, Herlina menambahkan, Loka karya yang digelar merupakan gambaran jelas yang diterangkan oleh para narasumber dan pembicara mengenai bagaimana dan corak apa batik Bekasi dibuat. Dan hal tersebut bakal dilombakan dalam menciptakan desain batik Bekasi 5 Desember mendatang.

"Acara loka karya ini seharusnya dihadiri oleh peserta lomba desain batik. Bagaimana cara membuat dan mendesainnya? Dan akan dilombakan 5 Desember bulan depan," katanya.

Sementara itu, lanjut Herlina, ke depannya taktik batik Bekasi yang kita tonjolkan tidak lepas dari budayawan. Dan, batik Bekasi tersebut bisa menjadi ikon Kabupaten Bekasi. Sedangkan untuk tenik desain, dirinya bakal merumuskan kembali bersama Yanyan Sunarya selaku Dosen Fakultas Seni Rupa Desain ITB. 

"Untuk mendesain batik Bekasi ini tidak harus terburu-buru karena proses desainnya melalui teknik komputerisasi yang modern dan tidak mendesain secara asal-asalan agar tidak membingungkan sistem yang ada," ujar Herlina. 

Mahasiswi ITSB, Asti Sulastri menuturkan, dengan adanya loka karya batik Bekasi yang diberikan oleh para narasumber memiliki nilai arti ke depannya untuk Kabupaten Bekasi. Pasalnya, walaupun batik sudah masuk Bekasi sejak abad ke-4, namun di Kabupaten Bekasi ini belum terlihat eksistensi batik Bekasi. Apalagi, corak dan motifnya pun harus berbeda dengan batik-batik yang sudah ada di kota-kota lain. 

"Corak dan motif seperti ikan gabus adalah salah satu desain batik yang akan dirumuskan. Sebab, selain kuliner ikan gabus ini bisa menjadi ikon batik di Kabupaten Bekasi," pungkas Asti. (aka)